Tuesday, June 11, 2013

Aku Ingin Jogja

aku-ingin-jogja
Sapa sih yang tidak kenal, tidak pernah berkunjung dan tidak kangen dengan kota Yogyakarta ??! Saya termasuk salah satu orang yang kenal, tinggal dan selalu kangen dengan Yogyakarta apabila sedang melakukan dinas kerja ke luar kota. Yogyakarta atau sering disebut Jogja memang menjadi salah satu kota yang selalu menjadi tujuan wisata dan tempat belajar, tidak heran makanya kalau Jogja disebut kota pelajar dan kota pariwisata.


Terkenalnya kota Jogja di seluruh negeri Indonesia ini juga tak lepas dengan slogan kota Jogja yaitu Jogja Berhati Nyaman dan juga Jogja Never Ending Asia. Keramah-tamahan warga Jogja memang tiada duanya. Saling bertegur sapa kalau melihat kerabat di jalan, saling berjabat tangan saat bertemu dengan teman, dan juga selalu menunduk / membungkukkan badan jika melintasi orang lain merupakan salah satu contoh perilaku warga Jogja ya jarang ditemui di beberapa kota besar di Indonesia. Selain itu Jogja disebut juga sebagai Kota Pelajar dimana lulusan akademisi Jogja selalu sukses menjadi pengusaha atau bekerja di perusahaan yang terkenal dan besar. Pokoknya menurut aku Jogja memang istimewa, jogja kota pelajar, jogja kota budaya dan jogja never ending asia.

Namun kenyamanan, keindahan dan juga tata krama yang selama ini dibanggakan oleh masyarakat Jogja tampaknya mulai terkikis karena banyaknya pendatang yang tinggal di Jogja dengan tujuan untuk belajar ataupun bekerja di kota Jogja. Tabiat / perilaku kota-kota besar di Indonesia semakin sering ditemui di berbagai tempat. Contoh paling mudah ditemui adalah di jalan raya. Orang-orang jogja dari dulu selalu sabar dan tertib dalam berkendaraan motor, namun entah kenapa akhir-akhir ini saya sering menemukan pengendara motor yang ugal-ugalan dan juga tidak tertib lalu lintas. Setelah dilihat plat nomornya ternyata bukan berplat nomor AB. Dalam hati saya cuma berkata "woalahh.. pantes yak-yak an.. jebolane wong kuthoo.."

Belum lagi pada tahun 2012 lalu terjadi kerusuhan besar di daerah Babarsari, Yogyakarta antara penduduk setempat dengan penduduk luar Jogja. Saya tidak perlu menyebutkan ya karena nanti dikira pemicu konflik :D . Hanya saja yang perlu digaris bawahi dari peristiwa ini adalah merosotnya nilai kesabaran dari masing-masing individu yang tinggal di jogja. Coba kalau pada menggunakan kesabaran, pasti tidak akan ada peristiwa ini. Hilangkan sifat premanisme yang ada di beberapa tempat di Jogja dan selalu berpikiran dingin dalam melakukan suatu tindakan.

Saya Ingin Jogja tetap Berhati Nyaman. Saya Ingin Jogja tetap Istimewa. Saya Ingin Jogja tetap Never Ending Asia. Itulah ketiga harapanku untuk Jogja ini. Memang, tidak ada yang mudah dalam hal mempertahankan sesuatu seperti kata pepatah "Meraih itu lebih mudah daripada mempertahankan". Dari saya pribadi sudah ikut berperan mencapai ketiga harapan tersebut dengan tetap melestarikan perilaku jogja yang ramah, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup serta tindakan - tindakan riil lainnya. Saya, sudah, bagaimana teman-teman jogja lainnya? Semoga juga ikut berperan serta untuk membuat Yogyakarta tetap berhati nyaman :)

Tidak lupa juga saya berharap agar pemimpin Indonesia kelak, tetap bisa mempertahankan Keistimewaan Yogyakarta. Saya belum bisa membayangkan kalau gubernur Yogyakarta tidak dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono melainkan dipimpin oleh salah satu anggota DPR atau Menteri, mau dibawa kemana ke jogja ini.


Maju terus Jogjakarta!

4 comments:

  1. Aku Ingin Engkau Hadir Kembali Ke Jogja :D :D

    ReplyDelete
  2. Aku ingin Jogja makin istimewa dgn menjadi kota ramah lingkungan. :)

    ReplyDelete
  3. aku ingin jogja menjadi tempat berkumpulanya blogger , freelance, dan ahli seo ..
    baca artkel saya mas, hehe
    salam kenal sebelumnya..

    ReplyDelete

Mohon Dilarang Nyepam :)